Musik Makin Asyik, Kalau Caramu Asyik Menghargai Musik
Bagiku pribadi, musik adalah salah satu anugerah terindah yang diciptakan TUHAN yang bisa buat alam pikiranku menjadi bersinar kembali dikala jenuh, galau, dan stress. Musik dan lagu juga bisa menjadi kenangan di momen-momen indah bersama sahabat dan keluarga. Terkadang, ada sebuah lagu yang menjadi soundtrack kehidupanku pada waktu tertentu.
Sejak kecil aku sudah menggemari musik. Tingkat kecintaanku terhadap musik mungkin bisa dibilang pada taraf maniak. Berbagai macam genre musik aku dengarkan dan nyanyikan, dari jenis musik klasik, lagu anak-anak, lagu daerah, lagu dangdut, R&B,Hip Hop,Rock, Rock&Roll, Heavy Metal, Alternative Progressive, Grunge, Blues,Jazz, Pop, Dance,dan sebagainya. Apapun musik dan lagunya,asalkan menarik,asyik, unik,dan punya karakter, pasti akan kudengar dan nikmati lewat radio ataupun lewat mp 3. Bisa jadi kecintaanku terhadap musik menurun dari keluarga ibu,yang sebagian besar berprofesi sebagai pemusik. Karena aku lahir di era 80-an, jadinya aku paham perkembangan musik dari era pita kaset, lalu ke era RBT dan CD, hingga ke era digital di masa kini.
Beruntunglah diriku dibesarkan oleh orang tua yang mencintai musik. Mamaku dulu gemar bersenandung saat menidurkan anak-anaknya (aku tiga orang bersaudara). Walaupun sudah tak ingat lagi, aku yakin lagu yang pastinya dulu sering disenandungkan buat aku sewaktu bayi adalah lagu 'Nina Bobo'. Mungkin itulah lagu asik yang pertama kali ku dengar di dunia ini yang bisa membuat terlelap di masa balita.
Sewaktu aku masih balita hingga mulai memasuki dunia sekolah, mamaku sering menyanyikan lagu 'Satu-Satu Kami Sayang Ibu' , ' Cicak-Cicak Di Dinding', 'Naik Kereta Api', 'Naik Delman', dan lagu -lagu anak-anak lainnya pada masa itu kepada kami anak-anaknya. Itulah lagu-lagu asik yang diajarkan ibuku yang membuat aku tertawa ceria dan menambah cakrawala pengetahuan di saat aku masih belajar mengenal dunia.
Saat memasuki sekolah dasar, aku mulai musik-musik asik lainnya berkat kegemaran bapakku menyetel kaset lagu-lagu dari The Beatles, Koes Ploes, The Mercy's, Edy Silitonga, dan Franky Sahilatua. Tanteku (adik mama) yang sewaktu masih belum menikah tinggal dirumah kami juga gemar menyetel kaset lagu dan musik asyik dari Chrisye, Iwan Fals, Rano Karno, Meriam Bellina, Ari Wibowo, Euis Darliah, Roxette, New Kids On The Block yang semakin menambah khasanah pengetahuan tentang ragam musik.
Di masa SD itu, acara musik di TV yang selalu ku nanti adalah 'Panggung Gembira Anak-Anak'. Terkadang di saat libur sekolah, aku ikut menonton acara musik malam hari di TVRI bareng Bapak dan Mama menonton siaran 'Aneka Ria Safari', "Kamera Ria' dan "Berpacu Dalam Melodi'.
Saat beranjak remaja, kegemaranku terhadap musik kian menjadi. Kebetulan pada masa aku remaja sudah mulai banyak stasiun TV swasta yang program-program acaranya banyak menayangkan musik.Program siaran musik di TV yang ku ingat betul sering ku tonton yaitu 'Simfoni', 'Planet Musik', 'Video Musik Indonesia', dan pastinya program MTV.
Selain menonton acara musik di TV, 'kegilaanku' terhadap musik aku tunjukkan dengan mengoleksi album kaset penyanyi dan Band favoritku, rajin baca majalah-majalah tentang musik,pernah aktif ikutan grup choir (biar gokil begini aku pernah juara lomba choir tingkat DKI lho!), pernah wara wiri jadi anggota Band, dan juga sering nonton konser musik secara live.
Di saat remaja itu aku menyisihkan uang jajan untuk bisa membeli album kaset penyanyi atau band yang aku gemari. Aku ingat betul album kaset yang pertama kali ku beli adalah album 'Unplugged'- NIRVANA dan album "Bidadari'-Andre Hehanussa. Aku membeli kedua album tadi karena sedang belajar memainkan gitar dengan lagu-lagu di kedua labum tadi seperti 'About A Girl', 'KKEB (Karena Ku tahu Engkau Begitu) ', dan 'Polly'. Akhirnya berkat kedua album asyik ini aku mulai fasih memainkan gitar.
Semakin beranjak dewasa, aku mulai mengenal beragam genre musik lainnya. Aku mulai mendengarkan lagu-lagu dari KLA Project, SLANK, DEWA 19, Bob Marley, Guns N Roses, Metallica, Bon Jovi, U2, Skid Row, Poison, The Cranberries, The Smashing Pumpkins, OASIS, Radio Head, dan sebagainya. Karenanya pada waktu itu aku sempat bercita-cita jadi musisi, yang akhirnya pada saat ini tak kesampaian (sekarang bisanya jadi pengamat musik amatiran dan jadi penyanyi di kamar mandi..hehehe)
Memasuki era tahun 2000-an, musik pun mulai berkembang dari pita kaset ke RBT/ring tone di hand phone. Jujur aku tak pernah menggunakan RBT/ring tone ini karena menurutku inilah produk musik dengan kualitas terburuk yang pernah aku dengarkan.
Setelah itu mulailah era CD/VCD berkembang di pertengahan tahun 2000 yang menjadikan penjualan album fisik original menrun drastis karena maraknya aksi pembajakan. Pada era ini secara jujur aku pun sempat membeli CD/VCD bajakan yang harganya murah karena pandangan pikirku pada masa itu maunya beli sesuatu dengan harga yang irit (maklum anak kost,hehehe). Tapi kadang-kadang aku masih membeli album CD orisinil yang ku anggap sebagai album master piece, misalnya album 'Taman Langit'- Peter Pan, album 'Sesuatu Yang Tertunda'- PADI, album soundtrack 'Laskar Pelangi'
Beberapa tahun terakhir, musik mulai berkembang ke format digital. Siapapun bisa bebas mengunduh lagu ke dalam format MP3 dari internet. Aku pun ikut mengunduh di situs sharing musik semacam 4shar** yang kala itu merebak luas di dunia maya. Itu ku lakukan karena pemahamankau tentang mengunduh dari situs-situs semacam tadi adalah legal.
Sampai pada akhirnya aku membaca sebuah artikel menarik dari salah satu majalah musik yang mengangkat kisah masa tua yang tragis dan menyedihkan dari beberapa pencipta musik ataupun musisi. Para pencipta lagu ataupun musisi tadi banyak yang hidup dalam kemiskinan di masa taunya karena tak ada yang membayar royalti dari lagu-lagu yang pernah mereka ciptakan, padahal lagu mereka masih sering dijual dan laku diunduh oleh berbagai pihak di internet !!
Aku pun mulai tersadar sejak membaca artikel tadi bahwa selama ini aku sering bersenang-senang di atas penderitaan orang lain yang tak mendapatkan hak dari hasil jerih payahnya. Sejak saat itu aku berusaha sedapat mungkin untuk mengunduh lagu lewat situs-situs legal semacam Melon, Langit Musik, Reverb Nation.
Sekitar setahun lalu aku ingat menghadiri acara yang membahas tentang download legal dan ilegal yang diadakan Relawan TIK di STT Telkom Bandung yang pada saat itu pembicaranya Sam Bimbo dan Giring Nidji. Saya terkesan dengan satu kalimat yang diucapkan Giring ini," Kami akan bisa mengeluarkan karya-karya terbaik dan terindah bila karya kami dihargai oleh pecinta musik, yakni membeli karya kami secera legal yang tentunya membantu kami sebagai pemusik untuk memproduksi album-album berikutnya".
Dari ucapan Giring Nidji tadi aku sebagai pecinta musik semakin memahami bahwa pada hakekatnya "Musik Semakin Asyik, Kalau Caramu Asyik Menghargai Musik". Para pemusik bakal terpacu untuk menciptakan karya terbaik mereka bila karya mereka dihargai dibeli secara legal. Jadi mulailah membeli musik yang kamu anggap asyik dengan cara menghargainya secara asyik yaitu membeli/mengunduh secara legal.
Sejak kecil aku sudah menggemari musik. Tingkat kecintaanku terhadap musik mungkin bisa dibilang pada taraf maniak. Berbagai macam genre musik aku dengarkan dan nyanyikan, dari jenis musik klasik, lagu anak-anak, lagu daerah, lagu dangdut, R&B,Hip Hop,Rock, Rock&Roll, Heavy Metal, Alternative Progressive, Grunge, Blues,Jazz, Pop, Dance,dan sebagainya. Apapun musik dan lagunya,asalkan menarik,asyik, unik,dan punya karakter, pasti akan kudengar dan nikmati lewat radio ataupun lewat mp 3. Bisa jadi kecintaanku terhadap musik menurun dari keluarga ibu,yang sebagian besar berprofesi sebagai pemusik. Karena aku lahir di era 80-an, jadinya aku paham perkembangan musik dari era pita kaset, lalu ke era RBT dan CD, hingga ke era digital di masa kini.
Beruntunglah diriku dibesarkan oleh orang tua yang mencintai musik. Mamaku dulu gemar bersenandung saat menidurkan anak-anaknya (aku tiga orang bersaudara). Walaupun sudah tak ingat lagi, aku yakin lagu yang pastinya dulu sering disenandungkan buat aku sewaktu bayi adalah lagu 'Nina Bobo'. Mungkin itulah lagu asik yang pertama kali ku dengar di dunia ini yang bisa membuat terlelap di masa balita.
Sewaktu aku masih balita hingga mulai memasuki dunia sekolah, mamaku sering menyanyikan lagu 'Satu-Satu Kami Sayang Ibu' , ' Cicak-Cicak Di Dinding', 'Naik Kereta Api', 'Naik Delman', dan lagu -lagu anak-anak lainnya pada masa itu kepada kami anak-anaknya. Itulah lagu-lagu asik yang diajarkan ibuku yang membuat aku tertawa ceria dan menambah cakrawala pengetahuan di saat aku masih belajar mengenal dunia.
Saat memasuki sekolah dasar, aku mulai musik-musik asik lainnya berkat kegemaran bapakku menyetel kaset lagu-lagu dari The Beatles, Koes Ploes, The Mercy's, Edy Silitonga, dan Franky Sahilatua. Tanteku (adik mama) yang sewaktu masih belum menikah tinggal dirumah kami juga gemar menyetel kaset lagu dan musik asyik dari Chrisye, Iwan Fals, Rano Karno, Meriam Bellina, Ari Wibowo, Euis Darliah, Roxette, New Kids On The Block yang semakin menambah khasanah pengetahuan tentang ragam musik.
Di masa SD itu, acara musik di TV yang selalu ku nanti adalah 'Panggung Gembira Anak-Anak'. Terkadang di saat libur sekolah, aku ikut menonton acara musik malam hari di TVRI bareng Bapak dan Mama menonton siaran 'Aneka Ria Safari', "Kamera Ria' dan "Berpacu Dalam Melodi'.
sumber foto: Kaskus |
Saat beranjak remaja, kegemaranku terhadap musik kian menjadi. Kebetulan pada masa aku remaja sudah mulai banyak stasiun TV swasta yang program-program acaranya banyak menayangkan musik.Program siaran musik di TV yang ku ingat betul sering ku tonton yaitu 'Simfoni', 'Planet Musik', 'Video Musik Indonesia', dan pastinya program MTV.
Selain menonton acara musik di TV, 'kegilaanku' terhadap musik aku tunjukkan dengan mengoleksi album kaset penyanyi dan Band favoritku, rajin baca majalah-majalah tentang musik,pernah aktif ikutan grup choir (biar gokil begini aku pernah juara lomba choir tingkat DKI lho!), pernah wara wiri jadi anggota Band, dan juga sering nonton konser musik secara live.
Lagi 'Ngamen' di sebuah Acara :D |
Di saat remaja itu aku menyisihkan uang jajan untuk bisa membeli album kaset penyanyi atau band yang aku gemari. Aku ingat betul album kaset yang pertama kali ku beli adalah album 'Unplugged'- NIRVANA dan album "Bidadari'-Andre Hehanussa. Aku membeli kedua album tadi karena sedang belajar memainkan gitar dengan lagu-lagu di kedua labum tadi seperti 'About A Girl', 'KKEB (Karena Ku tahu Engkau Begitu) ', dan 'Polly'. Akhirnya berkat kedua album asyik ini aku mulai fasih memainkan gitar.
Semakin beranjak dewasa, aku mulai mengenal beragam genre musik lainnya. Aku mulai mendengarkan lagu-lagu dari KLA Project, SLANK, DEWA 19, Bob Marley, Guns N Roses, Metallica, Bon Jovi, U2, Skid Row, Poison, The Cranberries, The Smashing Pumpkins, OASIS, Radio Head, dan sebagainya. Karenanya pada waktu itu aku sempat bercita-cita jadi musisi, yang akhirnya pada saat ini tak kesampaian (sekarang bisanya jadi pengamat musik amatiran dan jadi penyanyi di kamar mandi..hehehe)
Memasuki era tahun 2000-an, musik pun mulai berkembang dari pita kaset ke RBT/ring tone di hand phone. Jujur aku tak pernah menggunakan RBT/ring tone ini karena menurutku inilah produk musik dengan kualitas terburuk yang pernah aku dengarkan.
Setelah itu mulailah era CD/VCD berkembang di pertengahan tahun 2000 yang menjadikan penjualan album fisik original menrun drastis karena maraknya aksi pembajakan. Pada era ini secara jujur aku pun sempat membeli CD/VCD bajakan yang harganya murah karena pandangan pikirku pada masa itu maunya beli sesuatu dengan harga yang irit (maklum anak kost,hehehe). Tapi kadang-kadang aku masih membeli album CD orisinil yang ku anggap sebagai album master piece, misalnya album 'Taman Langit'- Peter Pan, album 'Sesuatu Yang Tertunda'- PADI, album soundtrack 'Laskar Pelangi'
Beberapa tahun terakhir, musik mulai berkembang ke format digital. Siapapun bisa bebas mengunduh lagu ke dalam format MP3 dari internet. Aku pun ikut mengunduh di situs sharing musik semacam 4shar** yang kala itu merebak luas di dunia maya. Itu ku lakukan karena pemahamankau tentang mengunduh dari situs-situs semacam tadi adalah legal.
Sampai pada akhirnya aku membaca sebuah artikel menarik dari salah satu majalah musik yang mengangkat kisah masa tua yang tragis dan menyedihkan dari beberapa pencipta musik ataupun musisi. Para pencipta lagu ataupun musisi tadi banyak yang hidup dalam kemiskinan di masa taunya karena tak ada yang membayar royalti dari lagu-lagu yang pernah mereka ciptakan, padahal lagu mereka masih sering dijual dan laku diunduh oleh berbagai pihak di internet !!
Aku pun mulai tersadar sejak membaca artikel tadi bahwa selama ini aku sering bersenang-senang di atas penderitaan orang lain yang tak mendapatkan hak dari hasil jerih payahnya. Sejak saat itu aku berusaha sedapat mungkin untuk mengunduh lagu lewat situs-situs legal semacam Melon, Langit Musik, Reverb Nation.
Aku Langganan beli musik legal |
Dari ucapan Giring Nidji tadi aku sebagai pecinta musik semakin memahami bahwa pada hakekatnya "Musik Semakin Asyik, Kalau Caramu Asyik Menghargai Musik". Para pemusik bakal terpacu untuk menciptakan karya terbaik mereka bila karya mereka dihargai dibeli secara legal. Jadi mulailah membeli musik yang kamu anggap asyik dengan cara menghargainya secara asyik yaitu membeli/mengunduh secara legal.
Aku dengar musik asyik dengan cara asyik/beli secara legal,kalau kamu? |
seperti yang saya duga, postingannya ajib! :)
ReplyDeletehehehe, terima kasih atas apresiasimu kang Chandra
DeleteMusik sudah menjadi bagian dari hidup kita :)
ReplyDeleteSalam blogger ^^
yup bener banget, kalo bukan kita yg menghargai musisi itu, siapa lagi? sukses utk blog contestnya yaaa
ReplyDeleteyapz, thanks sudah berkunjung ke blog saya ini
DeleteHai Yoswa, juri cantik visited nih. Hehe.
ReplyDeleteTrimakasih sudah berpartisipasi di dalam lomba menulis blog “Musik Yang Asyik”, ya. Sukses selalu untukmu dan kita semua. ☺
Saleum
asyik ada juri cantik lagi melirik artikelku yang ciamik :D
Delete