Menerawang Peruntungan Nasib Timnas Indonesia di Laga Pamungkas Piala AFF 2016
FLASHBACK DEMAM TIMNAS ENAM TAHUN SILAM
Saya sempat dikecewakan mendalam saat euforia 'demam timnas' melanda Indonesia enam tahun silam. Sempat asa mengawang tinggi melihat kembali Indonesia juara di lapangan hijau, setelah melihat aksi fenomenal timnas di fase grup dan semifinal Piala AFF 2010.
Indonesia tampil menawan menyapu bersih kemenangan dalam fase grup Piala AFF 2010. Menang telak 5-1 lawan Malaysia, melibas Laos 6-0, serta menundukkan Thailand dengan skor 2-1.
Pelatih Alfred Riedl sukses melanjutkan kecemerlangan timnas Indonesia di fase semifinal. Tim Garuda menang dua kali dengan skor identik 1-0 dalam laga kandang tandang menghadapi Filipina.
Saat itu betapa bergelora semangat mendukung aksi timnas Indonesia. Saya sampai bela-belain menonton langsung setiap pertandingan grup dan semifinal yang dijalani timnas Indonesia di Gelora Bung Karno Senayan. Nama-nama pemain semisal Christian Gonzales, Bambang Pamungkas, Firman Utina, Irfan Bachdim, Arif Suyono, Muhammmad
Ridwan dan Oktovianus Maniani, sangat tenar dan dielu-elukan di tanah air kala itu.
Indonesia kembali menghadapi Malaysia di final Piala AFF 2010. Kepikiran di benak saya dan jutaan orang Indonesia pada saat itu, "Mungkin, inilah takdirnya Indonesia bisa lagi jadi juara sepak bola." Hasil pertemuan di fase grup membuat timnas Indonesia berada 'di atas angin'.
Timnas Indonesia hanya bisa menang dengan skor 2-1 dalam final leg kedua. Gelar juara Piala AFF untuk pertama kali diraih tim jiran Malaysia, Sedangkan Indonesia harus nelangsa, gagal untuk keempat kalinya di final Piala AFF.
GEMEBYAR KEMBALI EUFORIA DEMAM TIMNAS
Setelah kegagalan di final Piala AFF 2010, prestasi timnas sepak bola Indonesia mengalami kemunduran besar. Tim Garuda tersingkir di fase grup Piala AFF 2012 dan 2014. Timnas Indonesia mengalami kekalahan tertelak sepanjang sejarah pada bulan Februari 2012, kalah memalukan 0-10 lawan Bahrain.
Puncaknya, Indonesia dihukum sanksi oleh FIFA tahun 2015 silam. AKibatnya Indonesia nangkring di peringkat 191 FIFA, ranking terburuk sepanjang sejarah sepak bola negeri ini.
Berbagai permasalahan yang menimpa PSSI membuat animo saya menurun drastis kepada perkembangan timnas Indonesia. Bahkan hingga Indonesia lepas dari sanksi FIFA, saya tidak tertarik mengikuti perkembangan sepak bola nasional. Saya hanya sekilas saja mengetahui saat Indonesia akan mengikuti gelaran Piala AFF.
Ketika mengetahui hasil dua pertandingan awal tim Garuda di Piala AFF 2016 (Indonesia kalah 2-4 lawan Thailand, seri 2-2 lawan Filipina), saya sempat merasa timnas negeri ini bakal semakin terpuruk.
Dalam situasi pelik tim Garuda akhirnya dapat bangkit kembali. Indonesia meraih satu tempat di fase semifinal setelah dalam pertandingan terakhir fase grup mengungguli Singapura dengan skor 2-1. Sontak euforia demam timnas kembali gemebyar di seantero negeri.
Dukungan besar pemberitaan dari media massa dan suporter Indonesia membuat semangat para pemain timnas membumbung tinggi. Pemain Indonesia menunjukkan semangat
bertanding spartan di semifinal dan leg pertama final. Timnas Indonesia mampu menaklukkan Vietnam dan Thailand yang tak terkalahkan di fase grup.
Kini Indonesia tinggal sedikit lagi untuk merengkuh impian lama meraih gelar juara Piala AFF untuk kali perdana. Berbekal hasil menang 2-1 atas Thailand di pertandingan final leg pertama, optimisme tinggi menghinggapi jutaan rakyat Indonesia untuk melihat tim nasional negaranya bisa juara kembali.
Saya coba menerawang peruntungan nasib timnas Indonesia di laga pamungkas Piala AFF 2016. Saya menerawang bukan karena ahli nujum, bukan pula meramal menggunakan kartu tarot. Saya menerawang nasib menggunakan pola statistik terkini dari Indonesia dan Thailand. Berikut penerawangan dari Ki Mo Jebret.
TREN PERMAINAN TERKINI
Laga pamungkas Piala AFF 2016 bakal digelar beberapa jam mendatang di Stadion Rajamangala, Bangkok. Kedua negara sebelumnya sudah 64 kali berduel di berbagai kompetisi. 30 hasil menang dibukukan oleh Indonesia. Hanya 17 kali Indonesia dapat mengungguli Thailand, sisanya 17 pertemuan berakhir seri.
Tren permainan tim Gajah Putih turun naik sepanjang mengikuti Piala AFF 2016. Setelah menang dengan membuat 4 gol dalam laga perdana grup melawan Indonesia, hanya total dua gol dibuat Thailand dalam dua pertandingan berikutnya.
Performa Thailand meningkat begitu memasuki fase semifinal. Thailand menang 2-0 dan 4-0 atas Myanmar.
Setelah gemilang di semifinal, menurun penampilan Thailand dalam pertandingan leg pertama final. Thailand kalah 1-2.
Berbanding terbalik dari pencapaian Thailand, tren permainan meningkat signifikan dari pertandingan ke pertandingan ditampilkan oleh timnas Indonesia. Hal istimewa yang ditampilkan oleh pemain Indonesia adalah mampu membuat dua gol di setiap pertandingan.
Namun, kelemahan mendasar di lini pertahanan membuat timnas Indonesia belum pernah membuat cleansheet di sepanjang gelaran Piala AFF 2016.
PERFORMA KANDANG THAILAND vs PERFORMA TANDANG INDONESIA
Timnas Thailand sudah menjalani 16 pertandingan sepanjang tahun 2016, enam pertandingan diantaranya berlangsung di kandang sendiri. Lima dari dari enam pertandingan kandang Thailand sepanjang tahun ini digelar di Stadion Rajamangala dengan hasil menang 3 kali. Thailand menang adu penalti setelah di waktu normal berbagi skor 2-2 lawan Suriah. Thailand mengungguli Jordania dengan skor 2-0, dan menang telak 4-0 atas Myanmar.
Hasil lain di Stadion Rajamangala, Thailand seri 2-2 lawan Australia, kalah 0-2 lawan Jepang. Bisa terlihat pola, sepanjang tahun 2016 Thailand selalu mencetak minimal dua gol kalau membukukan kemenangan atau seri saat bertanding di Stadion Rajamangala.
Kesebelasan Indonesia sudah mengikuti 10 pertandingan sepanjang tahun ini, empat diantaranya dijalani dalam laga tandang. Indonesia mendapatkan hasil kalah 2-3 (pertandingan persahabatan) dan seri 2-2 (semifinal Piala AFF) saat menghadapi tuan rumah Vietnam di Hanoi. Hasil imbang tanpa gol dituai Indonesia kala melaksanakan pertandingan persahabatan dengan Myanmar di Yangon. Hasil seri 2-2 didapatkan Indonesia dalam pertandingan grup Piala AFF melawan tuan rumah Filipina.
Pola menarik yang bisa kita lihat adalah timnas Indonesia selalu bermain seri 2-2 saat menghadapi tim tuan rumah dalam gelaran Piala AFF 2016.
POLA STRATEGI PERMAINAN
Dalam laga perdana grup Piala AFF 2016, pelatih Alfred Riedl menerapkan pola permainan 4-4-2 buat Indonesia. Sedangkan pelatih Kiatisuk Senamuang menerapkan pola 3-4-1-2 buat Thailand.
Dengam pola 4-4-2 lini serang Indonesia tampil agresif. Duet striker Boas Solossa dan Lerby Eliandry Pong Baru sukses mempersembahkan masing-masing satu gol. Namun, lini pertahanan Indonesia mudah ditembus akibat tiadanya pemain gelandang bertahan murni yang dimainkan oleh Riedl. Akibatnya Thailand bisa empat kali menjebol gawang
Indonesia. Tiga gol diantaranya dibuat oleh Teerasil Dangda.
Alfred Riedl belajar dari kekurangan strategi dari hasil pertemuan perdana melawan Thailand di Piala AFF 2016. Dalam pertandingan leg pertama final, Riedl mengubah pola permainan Indonesia jadi 4-2-3-1. Manahati Lestusen dan Bayu Gatra diplot sebagai gelandang bertahan. Boas dijadikan penyerang tengah tunggal, disokong oleh trio gelandang enerjik Stefano Lilipaly, Andik Vermansyah dan Rizky Rizal Pora. Sedangkan Kiatisuk Senamuang tetap setia menerapkan pola 3-4-1-2.1-2.
Permainan yang ditampilkan pemain timnas Indonesia buruk di babak pertama. Thailand bahkan mampu menjebol gawang tim Garuda lewat aksi Teerasil Dangda. Kesialan bertambah buat Indonesia, cedera menimpa Andik Vermasyah saat pertandingan belum genap setengah babak.
Beruntung, penampilan pemain Indonesia membaik di babak kedua. Berbekal semangat juang pantang kalah, akhirnya Indonesia dapat dua kali membobol gawang Thailand, lewat sepakan Rizky Rizal Ripora dan sundulan Hansamu Yama Pranata. Pola 4-2-3-1 yang diterapkan Riedl terbukti mampu meredam keganasan permainan Thailand.
Menarik dinanti, apakah pola 4-2-3-1 bakal kembali diterapkan Alfred Riedl dalam pertandingan final leg kedua, mengingat bakal absennya Andik. Apakah Riedl bakal memainkan Evan Dimas atau Bayu Gatra sebagai pengganti peran Andik di sisi sayap lapangan. Atau mungkin Riedl lebih memilih menambah satu striker lagi untuk menemani
Boas di lini depan.
PENERAWANGAN HASIL SKOR
Dari pola beberapa hasil pertandingan terakhir, Thailand bakal menampilkan tren bangkit kembali setelah terpuruk kalah di pertandingan final leg pertama. Patut juga diperhatikan, Thailand selalu Thailand mencetak minimal dua gol kalau membukukan kemenangan atau seri saat bertanding di Stadion Rajamangala.
Sedangkan timnas Indonesia sejauh ini selalu bermain seri 2-2 saat menghadapi tim tuan rumah dalam gelaran Piala AFF 2016. Hanya saja, kali ini daya gempur lini serang Indonesia bakal sedikit berkurang dengan kondisi bakal absennya Andik Vermansyah.
Melihat pola penampilan dan kondisi terkini dari kedua tim, saya berani menyimpulkan bakal terjadi banyak gol dalam pertandingan final leg kedua Piala AFF 2016. Thailand berpotensi menang dengan skor 3-2. Indonesia berpotensi pula menahan imbang Thailand dengan skor 2-2. Dengan kata lain, timnas Indonesia memiliki potensi besar untuk meraih juara Piala AFF 2016.
Dan pada akhirnya tim nas berhasil di kalahkan oleh Thailand 2-0 malam ini. kemenangan hanya jadi kenangan dan angan-angan. entah kapan kita bisa menang di ajang Sepak BOLA???
ReplyDeletesepakbola Indonesia perlu banyak 'vitamin' supaya bisa juara .. ihikk
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete