Pengalaman Buruk Dini Hari
Sering kali kita mengalami kejadian anomali hidup di kota metropolitan Jakarta. Sesuatu yang seharusnya membuat kita aman dan nyaman karena telah kita bayar untuk memenuhi kebutuhan kita terkadang tak berfungsi di saat genting dan membuat diri kita sampai keringat dingin.
Gue baru mengalami dua kejadian anomali yang terjadi pada dini hari dalam rentang sepekan terakhir. Kejadian anomali pertama yang gue alami yaitu terjadi pada empat hari yang lalu. Gue sedang mengerjakan tugas pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum jam enam pagi dan tugas gue itu membutuhkan koneksi internet. Saat itu gue harus melaporkan sekitar enam info hasil liputan langsung dini hari yang harus diterbitkan segera. Gue pun mengerjakan tugas pekerjaan gue dari rumah dengan memakai modem Smart Fren yang kebetulan baru beberapa jam sebelumnya baru gue perpanjang paket datanya untuk sebulan ke depan.
Selama sepuluh menit mengerjakan tugas liputan koneksi internet gue lancar jaya. Namun setelah itu koneksi internet gue ngadat dan untuk mengupload gambar berkapasitas piksel kecil saja hanya tak bisa. Yang terlihat di monitor lappy gue hanyalah 'pusaran yang berputar-putar' di tab lappy selama 40 menit. Gue pun panik karena gue harus menyelesaikan lima tugas liputan sebelum pagi hari. Setelah menunggu lama mendapat koneksi internet, gue pun dengan terpaksa harus pergi ke warnet yang ada sekitar 200 meter dari rumah gue. Setibanya di warnet itu ternyata gue harus menunggu selama sejam lebih, karena warnet dipenuhi remaja-remaja yang berinternet ria dengan paket malam. Gue akhirnya dengan terpaksa harus terdampar selama sejam lebih di warung kopi yang terletak disamping warnet. Angin malam pun menggerayangi badan gue dengan mesra.
Sejam kemudian akhirnya gue bisa berinternet ria di warnet itu. Gue pun dengan kalap menyelesaikan tugas pekerjaan gue yang terbengkalai. Namun kesialan gue belum berakhir. Baru selesai setengah tugas liputan, mendadak mati lampu di warnet karena ada colokan kabel yang terbakar. Gue sempat menunggu selama lima belas menit siapa tahu pengelola warnet bisa menyalakan lagi lampu yang padam di warnet. Namun setelah lima belas menit, pemilik warnet mengatakan bila colokan kabel yang terbakar itu baru bisa diperbaiki pagi hari dan dengan terpaksa dia harus menutup warnetnya. Gue langsung panik. Akhirnya gue meluncur menyelesaikan tugas kerjaan gue di salah satu waralaba brand luar negeri yang ada koneksi wi-fi yang biasa menjadi tempat tongkrongan orang-orang galau. Keesokan harinya gue sukses masuk angin dan terpaksa ijin tak masuk ke kantor. Gue pun memutuskan untuk tak mau memakai modem Smart Fren sampai kapan pun juga, yang menyebabkan kesialan luar biasa buat gue sepanjang dini hari.
Peristiwa anomali lainnya gue alami beberapa jam lalu. Tadi sekitar jam sepuluh malam gue mengadakan pertemuan dengan beberapa rekan untuk membicarakan finalisasi rencana mengadakan gathering nasional BMFC di kafe McD di daerah Salemba tepat depan RSCM. Sekitar dua jam gue asyik ngobrol dengan teman-teman gue. Akhirnya satu persatu teman gue pamit untuk pulang. Setelah teman-teman gue pergi, gue memutuskan untuk santai sejenak sambil iseng-iseng berselancar di dunia maya Gue pun memesan lagi segelas kopi dan sedikit cemilan untuk menemani gue berinternet ria. Sejam kemudian gue mulai ngantuk dan gue pun memutuskan untuk pulang. Sesampainya di pelataran kafe gue merogoh kantong celana untuk mencari uang bayar parkir, dan ternyata gue hanya mendapati satu uang logam recehan Rp.500. Gue memeriksa isi dompet dan ternyata tak ada selembar uang pun. Gue akhirnya memutuskan untuk mencari ATM untuk mengambil uang.
Gue pun berjalan menuju ATM CIMB yang terletak di Sevel yang letaknya berselisih tiga gedung dari tempat gue ngopi tadi. Sialnya, ATM CIMB di dalam Sevel tadi sedang maintenance. Karena butik ATM di seberang Sevel itu gerbang gedungnya tertutup, gue berjalan lagi sekitar 150 meter ke arah Rumah Sakit Carolus untuk mencari ATM. Ternyata tak ada ATM CIMB disana. Gue berjalan lagi sekitar 75 meter ke arah Sate Khas Senayan yang letaknya tepat di seberang Perpustakaan Nasional. Disana hanya ada ATM bank lainnya, dan gue pun memtuskan menarik uang menggunakan jasa layanan ATM Bersama. Ternyata nasib sial menghampiri gue, gue tak bisa menarik uang gue melalui ATM Bersama dan hanya melihat di monitor ATM itu sebaris tulisan 'maaf untuk saat ini transaksi penarikan tidak dapat dilakukan', padahal masih ada jumlah uang yang lumayan banyak di dalam isi ATM gue ini.
Akhirnya gue memutuskan balik lagi ke Sevel tadi berharap ATM CIMB disana sudah tak error lagi. Apa daya setelah gue balik lagi, ternyata ATM CIMB di Sevel itu masih error. Karena penasaran gue pun coba melakukan pembelian di Sevel itu dan coba melakukan transaksi dengan pembayaran melalui ATM. Ternyata transaksi pembelian tak bisa dilakukan.
gue langsung panik karena sudah larut malam dan gue tak bisa mengeluarkan kendaraan di gedung sebelah. Gue coba menelepon adek gue yang tinggal di daerah Gondangdia, ternyata dirinya lagi pergi liburan di luar kota. Lama gue berdiri kebingungan di depan Sevel ini. Gue coba melihat-lihat lagi daftar kontak nama di hape. Gue akhirnya mendapati kontak nomor sepupu gue yang tinggal di daerah Tebet.Kebetulan hampir setahun gue tidak bertemu dia.
Waktu gue telepon sepupu gue, dia sedikit kaget menerima telepon dari gue malam-malam sekali. Dikira dia ada kabar duka cita yang mau gue kabarin. Gue pun hanya tertawa pahit kepada sepupu gue sambil menjelaskan kondisi gue yang kehabisan duit dan ATM yang tak berfungsi. Gue pun meminta untuk bertemu dia di rumahnya untuk meminjam uang sekedarnya untuk membayar parkir. Akhirnya gue meluncur menggunakan taksi ke rumah sepupu gue di . Setibanya di rumah sepupu gue di Tebet, dia hanya tertawa lucu melihat kesialan gue. Gue pun jadi ikut tertawa pahit bersama sepupu gue. Setelah meminjam uang, gue pun diantarkan lagi oleh sepupu gue menggunakan motor ke kafe McD Salemba tempat kendaraan gue diparkir. Karena penasaran, gue dan sepupu gue mencoba untuk menarik uang menggunakan ATM CIMB di Sevel Matraman, ATM CIMB di Hotel seberang Sevel Matraman, dan ATM CIMB dengan lampu merah Kelor. Ternyata sama saja, di monitor ATM-ATM CIMB tadi terpampang sebaris tulisan 'under maintenance'. Gue bingung apa yang terjadi dengan ATM-ATM itu sampai gue menulis postingan ini. Gue bertanya-tanya apakah ATM-ATM CIMB itu terkena serangan hacker sehingga tidak bisa beroperasi atau memang ada maintenance massal di seluruh ibukota?
Dua pengalaman buruk anomali dini hari yang gue alami tadi mengajarkan gue banyak hal, walaupun hidup di kota modern segemerlap metropolitan Jakarta, sewaktu-waktu kita bisa tak berdaya bila sesuatu yang kita andalkan untuk membuat hidup kita aman dan nyaman mengalami disfungsional.
Namun ada hikmahnya juga gue mengalami anomali dini hari tadi, gue akhirnya sukses untuk mengupdate blog pribadi gue ini yang telah hiatus selama tiga bulan lebih, gue juga berjumpa lagi dengan sepupu gue setelah lama enggak bertemu...hehehehe
NB: Gue posting tulisan ini memakai modem selain Smart Fren di rumah sepupu gue di Tebet yang memaksa gue untuk menginap di rumahnya karena kami sudah tak berjumpa lama.
paling ribet kalau udah HP Rusak dan No Handphone gak bisa, heeeee
ReplyDelete